Part 7: Mengelola Armada dan Menjaga Kualitas
Dengan bertambahnya jumlah truk tangki dan permintaan yang terus meningkat, Aris merasa perlu melakukan langkah strategis untuk mengelola armadanya yang kini semakin besar. Keberhasilan pengiriman air dalam jumlah besar ke berbagai kota—Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, Surabaya—membuat Aris harus berpikir lebih matang dalam mengatur logistik dan menjaga kualitas air yang dikirim.
Namun, mengelola armada bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya mengurus truk-truk yang semakin banyak, Aris juga harus memastikan setiap truk terjaga dengan baik dan siap beroperasi setiap hari. Masalah teknis seperti pemeliharaan mesin, asuransi, hingga pengemudi yang handal menjadi perhatian baru bagi Aris.
Suatu sore, Aris duduk di ruang kerjanya, memandangi tumpukan catatan pengiriman dan jadwal pemeliharaan truk. Andi yang baru datang dari kantor pusatnya di Surabaya, duduk di sampingnya dan mulai berbicara.
“Ris, kita harus mulai membuat sistem manajemen armada. Kalau tidak, kita bisa kewalahan. Lagipula, mobil tangki yang sering jalan jauh juga harus dirawat secara rutin,” kata Andi dengan serius.
Aris mengangguk. “Aku sudah mulai merasakan, Di. Mobil tangki yang sudah banyak ini, kalau tidak dijaga dengan baik, bisa-bisa malah menghambat pengiriman. Kita juga harus punya data tentang kondisi tiap mobil, kapan servis, siapa yang mengemudi, dan sebagainya.”
Berbekal pemikiran itu, Aris mulai bekerja sama dengan beberapa teknisi lokal untuk melakukan pemeliharaan rutin pada truk-truk tangki. Ia juga mengajak pengemudi-pengemudi truk untuk lebih disiplin dalam menjaga kendaraan, seperti menghindari kelebihan muatan dan memastikan kualitas air tetap terjaga selama perjalanan.
Selain itu, Aris juga mulai mengembangkan sistem pelaporan berbasis digital untuk mencatat setiap pengiriman, pemeliharaan, dan pengujian kualitas air. Ia menghubungi Andi untuk membuat aplikasi kecil yang dapat mempermudah pencatatan dan pelaporan. Melalui aplikasi ini, setiap pengemudi akan memasukkan data terkait perjalanan mereka—mulai dari lokasi pengambilan air, jumlah air yang diangkut, hingga kondisi truk saat kembali.
“Dengan aplikasi ini, kita bisa lebih mudah mengontrol semuanya,” ujar Aris kepada Andi saat mereka berbicara mengenai sistem baru ini. “Jadi, kalau ada masalah di lapangan, kita bisa langsung tahu, dan bisa ambil tindakan cepat.”
Andi pun mulai membuat aplikasi sederhana itu, dengan bantuan seorang programmer yang mereka pekerjakan. Aplikasi itu memudahkan Aris untuk memantau pengiriman, melihat kondisi armada secara real-time, serta mengingatkan kapan waktu servis atau pengecekan kualitas air harus dilakukan.
Namun, tantangan terbesar yang harus dihadapi Aris adalah menjaga kualitas air tetap terjaga meskipun dalam pengiriman jarak jauh. Air yang diambil dari sumber pegunungan Pacet sudah tentu segar dan alami, tetapi selama perjalanan panjang, ada risiko bahwa kualitasnya bisa terpengaruh oleh kondisi truk yang tidak optimal.
Aris pun mulai mencari solusi. Bersama dengan Ustadz Arief, ia menghubungi beberapa ahli terkait penyimpanan air yang lebih baik, dan akhirnya mereka menemukan solusi dengan menggunakan tangki yang dilengkapi sistem khusus dan pengaturan suhu. Tangki-tangki tersebut dirancang untuk memastikan air tetap dalam kondisi terbaik selama perjalanan panjang, sehingga kualitas air tidak menurun.
Untuk memastikan kualitas air tetap terjaga, Aris juga mengadakan tes acak secara rutin. Setiap pengiriman, satu atau dua sampel air akan diambil dan diuji di laboratorium untuk memastikan bahwa air tetap berada di bawah standar yang telah ditentukan. Jika ada ketidaksesuaian, Aris langsung mengambil tindakan untuk memperbaiki dan memastikan tidak ada masalah lagi di pengiriman berikutnya.
Beberapa bulan kemudian, dengan armada yang lebih besar, sistem manajemen yang lebih rapi, dan kualitas air yang tetap terjaga, Aris mulai melihat hasil yang luar biasa. Kepuasan pelanggan semakin tinggi, dan bahkan beberapa hotel dan pabrik besar mulai memesan air dalam jumlah besar secara teratur. Reputasi usaha Aris semakin dikenal di seluruh Jawa Timur, dari Surabaya hingga Mojokerto.
Namun, keberhasilan ini juga membawa tantangan baru. Aris mulai merasa terbebani dengan pengelolaan yang semakin kompleks. Ia menyadari bahwa untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi, ia perlu lebih banyak bantuan dan manajemen yang lebih profesional.
Suatu hari, Aris mengajak Andi berbicara serius.
“Di, aku rasa kita perlu merekrut tim yang lebih besar untuk mengelola operasional ini. Aku mulai merasa kewalahan mengurus semuanya. Kita butuh manajer operasional, akuntan, dan tim yang bisa fokus mengembangkan usaha ini lebih jauh,” ujar Aris.
Andi setuju. “Itu langkah yang tepat, Ris. Kalau kita ingin usaha ini berkembang lebih besar, kita memang butuh tenaga yang lebih profesional di belakang layar.”
Dengan tekad untuk membawa usahanya lebih maju, Aris mulai merekrut beberapa orang yang dipercaya untuk membantu mengelola operasional, pemasaran, dan keuangan. Dalam beberapa bulan, usaha Jasa Pengiriman Air Sumber Pacet berkembang pesat, dan Aris pun merasa semakin yakin bahwa ia telah berada di jalur yang benar—bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
==